animasi bergerak gif

Sabtu, 04 Oktober 2014

10 Negara dengan Infrastruktur Terbaik di Dunia

Picture

RumahCom - Negara pencetak insinyur terbaik dunia, ternyata bukanlah negara dengan infrastruktur terbaik di dunia. Menurut Laporan Global Competitiveness 2012-2013 dari World Economic Forum, Jerman menduduki peringkat kesembilan, sementara peringkat pertama ditempati Swiss.

Berikut 10 negara dengan infrastruktur terbaik di dunia versi World Economic Forum:



1. Swiss 
Dengan indeks global competitiveness 1 diantara 144 negara lainnya, kualitas rel kereta di Swiss menduduki peringkat pertama di dunia, sedangkan kualitas pasokan listrik berada di posisi empat besar dunia. Sementara itu untuk kategori lainnya masuk dalam 30 besar. Fundamental perekonomian domestik yang baik ditengarai sebagai modal dasar negara ini meraih peringkat pertama.

2. Singapura 

Infrastruktur udara Negeri Singa ini mendapat predikat nomer wahid di dunia, sementara untuk kualitas pelabuhan dan infrastruktur lainnya mendapat peringkat kedua. Singapura juga masuk dalam 30 besar dalam katagori lainnya. Nilai indeks global competitiveness 2 dari 144 negara.

3. Finlandia 

Negara asal pembalap Mika Hakkinen ini meraih peringkat keenam untuk kualitas rel kereta. Sementara untuk kualitas pelabuhan, salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik dunia ini menduduki peringkat ketujuh. Nilai indeks global competitiveness Finlandia adalah 3 dari 144.

4. Hong Kong 

Hong Kong meraih peringkat pertama dalam penggunaan telepon genggam penduduknya per kapita. Sedangkan untuk infrastruktur, Hong Kong mengekor Singapura di urutan kedua. Untuk katagori infrastruktur lainnya, Hong Kong juga berada di 30 besar dunia. Nilai indeks global competitiveness Hong Kong adalah 9.

5. Perancis 

Negara asal negarawan Jean Jacques Rousseau ini dinilai paling baik sedunia untuk kualitas jalan rayanya. Sedangkan kualitas rel kereta menduduki peringkat keempat. Untuk katagori infrastruktur lainnya, negara dengan indeks global competitiveness 21 ini masih berada di 30 besar dunia.

6. Uni Emirat Arab 

Negara produsen minyak ini menduduki peringkat kedua untuk kualitas jalan raya, dan peringkat ketiga untuk kualitas infrastruktur transportasi udara. Untuk semua katagori infrastruktur, negara dengan nilai indeks global competitiveness 24 ini masih berada dalam daftar 30 besar.

7. Islandia

Islandia menduduki peringkat kedua dalam infrastruktur pendukung listrik dan peringkat keenam untuk infrastruktur telepon rumah. Negara yang juga dinilai memiliki kualitas yang tinggi di bidang pendidikan ini mendapatkan nilai indeks global competitiveness 30 dari 144 negara.

8. Austria

Austria menempati peringkat ketujuh dalam kualitas jalan raya dan kualitas pasokan listrik. Dan untuk katagori infrastruktur lainnya juga masih berada dalam daftar 30 besar. Austria mendapat nilai indeksglobal competitiveness 16 dari 144 negara.

9. Jerman

Negara asal tim kesebelasan der Panzer ini menempati peringkat kedua untuk fasilitas telepon rumah dan peringkat kelima untuk kualitas kursi pesawat terbang. Dan untuk keseluruhan infrastruktur menempati peringkat ketiga. Negara yang mendapat nilai indeks global competitiveness 6 ini juga didapuk oleh World Economic Forum menjadi negara paling inovatif di dunia.

10. Belanda

Negara Kincir Angin ini memang ahli di sektor infrastruktur laut karena menempati peringkat pertama untuk kualitas pelabuhan dan kualitas pasokan listrik. Negara yang terkenal dengan tulipnya ini mendapatkan nilai indeks global competitiveness 5 dari 144 negara.

Lantas, dimana posisi Indonesia? Ternyata Indonesia hanya menempati peringkat ke-50, tetapi masih lebih unggul dibandingkan India yang ada di peringkat ke-59, Filipina di peringkat ke-65, Kamboja di peringkat ke-85.


Sumber : Rumah.Com

Kamis, 02 Oktober 2014

Sistem Drainase Perkotaan

Beberapa Gangguan Terhadap Sistem Drainase Perkotaan

       Sebuah kota layak dan nyaman untuk dijadikan tempat tinggal harus mempunyai beberapa prasana pendukung kehidupan salah satunya adalah prasarana sistem drainase. Sistem drainase perkotaan menjadi suatu prasarana untuk menciptakan kehidupan yang bersih sehat dan menyenangkan bagi penghuni kota yang dilayaninya. Namun penataan drainase perkotaan bukanlah hal yang mudah karena memiliki beberapa gangguan terhadap sistem drainase perkotaan diantaranya:

1. Gangguan dari faktor - faktor Sosial Budaya
  • Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap fungsi sistem drainase bagi kesehatan dan kenyamanan hidup mereka. Masyarakat kebanyakan masih menggap saluran drainase prasarana pembuangan limbah baik cair dan khususnya sampah padat. efek dari pola pikir demikian adalah terganggunya kelancaran aliran oleh gangguan sumbatan sampah sehingga dapat menimbulkan banjir, polusi khususnya polusi terhadap air tanah oleh rembesan dari drainase air tanah masih merupakan sumber daya air yang dominan diperkotaan.
  • Pemeliharaan sistem drainase khususnya drainase tersier menjadi beban masyarakat didaerah layanannya. itu menjadi salah satu faktor penentu luasan daerah layanannya tidak terlalu luas kalau ini dapat diterapkan dengan baik akan sangat mengurangi beban pemeliharaan saluran - saluran sekunder dan tersier.

2. Gangguan Teknis 
  • Kurangnya dana tersedia bagi operasi dan pemeliharaan sehingga pemeliharaan rutin sistem drainase oleh pemerintah tidak cukup handal, lebih lebih lagi pada system yang tertutup. kerusakan dan sedimentasi tidak segera ditanggulangi sehingga memicu degradasi fungsi sistem yang makin berlanjut.
  • Pembuatan bangunan - bangunan silang pada/ di atas saluran - saluran drainase seperti jembatan  jalan masuk ke gang - gang dan halaman rumah yang mempersempit dan memperkecil tampang lintang dan kelandaian saluran mengakibatkan tidak lancarnya aliran.
3. Gangguan Lingkungan
  • Banyaknya pencemar kota dan sampah yang  masuk ke dalam saluran drainase akan menggangu kelancaran aliran dan kualitas airnya yang seharusnya memenuhi baku mutu yang ditentukan pemerintah. Sampah dapat berasal dari masyarakat yang membuangnya ke dalam salurab diluar kotal sampah serta guguran daun pohon peneduh yang akan memasuki saluran.
  • Tetumbuhan baik yang tumbuh dalam air seperti air eceng gondok, kangkung, atau semak - semak yang tumbuh pada tebingnya akan menambah gangguan terhadap lancarnya aliran dan sedimentasi dalam saluran drainase. Akan timbul hambatan penyerapan oksigen oleh aliran air yang diperlukan dalam proses pembusukan aerobik terhadap sampah organik. Sebagai gantinya akan terjadi pembusukan oleh bakteri - bakteri anaerobik yang menghasilkan gas - gas rawa seperti amoniak, metan, sulfur dioksida yang sangat bau.
  • khusus pada kolam retensi atau juga disebut kolam penyangga, genangan air limbah didalamnya yang bervolume besar sangat berpotensi mengalami proses pembusukan anaerobik ini.                                                                                                                                                    
Sumber : Mulyanto, H.R. 2013. Penataan Drainase Perkotaan.Yogyakarta ; Graha Ilmu.